menata kejadian dalam bingkai tulisan kata-kata

tangkaplah kejadian, LALU IKATLAH DALAM TINTA KEABADIAN

Kamis, 03 November 2011

PERCAKAPAN DI FACEBOOK


Percakapan di facebook itu cukup menggelikan pikiranku. Sesekali pekikan tawa keluar dari mulut membuat kerumunan teman-teman yang sedang larut berdiskusi, bertanya-tanya ada apa gerangan. Tak seperti biasanya, kalau tertawa pasti karena ada guyonan atau cerita-cerita konyol yang selalu aku utarakan. Sesekali teman-teman bertanya, namun kuabaikan begitu saja seolah tidak mendengarkan apa-apa, karena ada sesuatu dan lain hal.
Memang sudah lama aku mengenalnya sekitar satu tahun yang lalu. Seorang perempuan dewasa yang sudah tujuh belas tahun usia pernikahannya. Tidak menyangka akan sedekat ini, padahal tidak pernah tahu seperti apa orangnya, apalagi alamat rumahnya dimana. Namun, menurut info di profil facebooknya, perempuan itu adalah seorang kepala sekolah disalah satu sekolah di kota Tangerang. Yah, dia berasal dari Tangerang dan aku dari Mataram, sedang jarak tempuh antara kedua daerah ini meski melewati banyak kabupaten dan beberapa provinsi bahkan menyeberangi dua selat. Facebook membuat jarak menjadi begitu dekat diujung jari, hanya butuh dipencet saja.
Entah, aku lupa apa yang membuat saling kenal dengannya. Awalnya memang dia selalu komentar setiap kali menuliskan status walaupun sudah larut malam. Pernah sampai saling kirimkan pesan lewat facebook. bercerita kalau merasa senang berkenalan denganku. Pemuda yang saat itu selalu menulis statusnya, tentang hujan yang turun tiap malamnya, mengundang kerinduan pada sang kekasih hati. Terbayang katanya, bagaimananya aku seorang pemuda sedang masa-masa indahnya, sedang dilanda asmara yang tergambar lewat status-status yang kutulis dulu. Barangkali itu yang membuat bisa kenal, begitu dekat padahal aku tidak pernah kenal sebelumnya.
Percakapan malam itu cukup dewasa pilihan temanya. Seputar bagaimana suasana berumah tangga yang sangat berat ujiannya. Sampai janji akan datang kalau aku nikah kelak. Meski perkiraannya tahun depan, karena kebetulan ada rencananya akan berkunjung ke Lombok tahun depan. Berdua dengan suaminya. Bukan perjalanan dinas atau kepentingan bisnis, namun berdua mau bulan madu.

“Berdua saja? nggak bawa ana-anak?” tanyaku penasaran.

Second honeymoon, yah berdua dong. Masa bawa anak-anak. Anak-anak waktunya lain” jawabnya mantab.

“Ahaiyyyy. Romantis juga yah”. Ledekku.

“Mencoba mempertahan apa yang ada Kez. 17 tahun perkawinan. Sulit. Banyak godaan. Terutama dari pihakku. Lagi mencoba untuk selalu berdua” tanggapnya mulai agak serius.


17 tahun. Bukanlah umur yang pendek pikirku. Mencoba meraba-raba betapa rasanya menjalankan pernikahan sampai bertahan sejauh itu. Karena tetangga di rumah saja baru beberapa bulan tengah berkeluarga, sekarang sudah cerai. Berkeluarga. Sepertinya bukan urusan yang sepele sesuai bayanganku. Perjuangan yang sarat pengorbanan apapun untuk bisa bertahan.

“Betul. Sayang kalo hancur. Boleh kasih saran. Jangan pernah hancurkan kepercayaan perempuan kez. Karena akan sulit untuk berjalan mulus lagi” lanjutnya lagi.

“Sepertinya sejalan dengan pikiran saya. Banyak belajar dari bunda dirumah” tanggapku sok tahu.

Rupanya dia juga banyak belajar dari Mamanya. Yang kesabarannya luar biasa. Disakiti sebegitu rupa, namun tetap bertahan. Sembari mengingatkan tentang bagian cerita dari novelnya yang pernah ia tulis. Itu adalah kisahnya dan Mamanya yang setia dan sangat tabah bertahan hingga meninggalnya. Itulah kenapa dirinya tidak pernah lepas dari pose tersenyum disaat berphoto. Karena itu adalah usahanya untuk selalu tersenyum. Mungkin semacam rumus ketabahan menghadapi segala cobaan yang mendera. Akupun sebenarnya cukup terkejut mendengarnya. mendapati seorang perempuan yang tidak pernah istirahat dan terus melaju dalam kehidupan, hingga dijuluki wonder women oleh teman-temannya.

Terkadang aku terlalu sok tahu terhadap orang. Padahal baru masih "berondong" yang masih sangat dini memperbincangkan tema tentang nikah. Jalan masih panjang dan perlu belajar banyak. Aku hanya ingat alasan istri Cak Anas yang begitu indah mengatakan nikah itu ibadah. Tidak mau ibadahnya terganggu hanya gara-gara mempermasalahkan hal-hal yang tidak wajar. Itu aja yang aku yakini sampai sekarang. Berkoar-koar ditengah-tengah teman-teman seoalah menikah itu mudah. Percakapan itu betul-betul menjadi teguran bagiku.

Selasa, 01 November 2011

tentang hijriah



Tampaknya, waktu ini berjalan tanpa terasa sudah mengantarkan kita berada pada penghujung tahun 1430 hijriah. Itu pembuka tulisanku pada waktu itu. Dengan begitu artinya menutup lembaran lama dengan memulai membuka lembaran baru. Penutupan lembaran lama tidaklah menutup begitu saja tanpa ada yang harus dievaluasi demi perbaikan.
Hijriah merupakan nama sebuah tahun islam yang ditandai dengan misi berpindahnya nabi dari suatu tempat yang satu ketempat lain (dari mekkah ke madinah :qs annisa;100,dan qs anfal;30) dengan rela meninggalkannya untuk menemukan dan memulai hidup baru ditempat yang baru.

Aku merasa latah dengan momen-momen setelah membaca tulisan itu. Setiap pergantian tahun baru, serempak membahasnya, beramai-ramai membuka sejarah, secara berjemaah mengadakan pertemuan jelang melepas tahun baru-jelang menyambut tahun baru. Aneh saja. hijrah begitu tahun islam, oleh umat islam sendiri hanya ingat ketika diujung dan diawal tahun saja. “kenapa tidak sekarang kita bahas tahun Hijriah ini?”, aku tidak tahu yang disebutkan dengan “kita”, padahal sedang sendirian.

Akhir tahun hijriah kali ini tinggal menghitung bulan. Aku mungkin terburu-buru membahas HIjriah, walau bukan itu maksud hati. Seperti pelajaran orang bijak, menyesal itu selalu diakhir, bukan diawal atau ditengah-tengah. apapula maksudku menyesal dini, padahal belum apa-apa.

Setelah membuka-buka tulisan lama. Sekedar beranikan diri membacanya, karena awalnya tidak pernah PE-DE sekedar membacanya. Hadeh!!!, (mental macam mana yang bersarang dijiwa ini). Betul-betul malu membaca tulisan sendiri, apalagi orang lain?.

Aku ingat, tulisan itu, dibuat menjelang akhir dan awal tahun hijriah. Yah, istilah lainnya dalam rangka menyambut tahun baru hijriah begitulah.Sembari kernyitkan kening membacanya, aku tersentak. Terhempas di dinding-dinding malam.

“Hijrah dalam keterangan sejarah, pada intinya adalah berpindah atau meninggalkan. Jika kita tarik lebih mendalam lagi, makna berpindah atau meninggalkan bukan hanya perbuatan meninggalkan kampung halaman sebagaimana yang dilakukan nabi SAW, tanpa harus dilandasi semangat jihad. Bisa jadi ini merupakan sebuah bentuk perubahan yang ditandai dengan bergesernya sesuatu dari bentuk yang tetap ke bentuk yang baru. Maka didalamnya terdapat nilai-nilai pembelajaran. Yang mana tidak ada perubahan tanpa pembelajaran. Perubahan yang dimaknai sebagai sebuah gejala yang dihasilkan dari proses pembelajaran berarti adanya perubahan kearah perbaikan-perbaikan. Mungkin saja berpindahnya nabi SAW sebagai bentuk meninggalkan sesuatu yang dinilainya buruk.”

Menarik nafas panjang, pikiran berkecamuk. Antara tidak percaya dengan tulisan sendiri dan isi yang terkandung dalam tulisan itu. Tulisan itu seakan membawaku bernostalgia jauh ke ruang masa lalu. Oh, Seperti itu rupanya yang aku pikirkan dulu. Percaya tidak percaya, aku mendapatkan sesuatu yang begitu berharga, nyaris saja terlupakan. “Andaikan aku tidak menulisnya dulu?”, hati kecil bergumam. Nafasku terengus-engus kegirangan. Tampa sadar, senyumpun tersungging dari kedua belah bibirku.
Lalu kulanjutkan membaca.

“Berkaitan juga dengan “Long life learning” yang merupakan sebuah konsep pembelajaran yang cukup lumrah terdengar. Hidup ini tentunya harus dimaknai sebagai serangkaian proses pembelajaran. Setiap detik yang terangkai menjadi menit dan terus menjadi jam, hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya, merupakan serentetan waktu yang memiliki situasi dan kondisi yang berbeda. Begitupun kita, sebagai manusia yang terikat dengan waktu, tentunya perbaikan-perbaikan harus imbang seiring berhitungnya waktu dengan kata lain, Hijrah khendaknya senantiasa dilakukan seirama dengan bergantinya waktu. Waktu ini harus lebih baik dari waktu yang telah lewat, begitulah petuah yang memang sudah lazim terdengar. Bukankah manusia itu dikatakan sebagai orang yang merugi jika waktu yang lalu lebih buruk dari waktunya yang kini?”

Aku mulai melepaskan eufhoria. Terus memperhatikan setiap makna-makna dalam setiap kalimat tulisan itu. geleng-gelengkan kepala, entah kenapa harus digelengkan. Semakin tersudut diujung penyesalan. Untunglah, tahun ini masih tinggal beberapa bulan lagi, jadi tidak perlu menyesal nantinya diakhir tahun. Apalagi bila dirangkaikan dengan acara renungan akhir tahun. Mata kupejamkan agak lama. Lalu aku lanjutkan membaca lagi.

“Keberadaan dari konsep evaluasi sebenarnya terlahir dari kecendrungan manusia berbuat kesalahan-kesalahan. Evaluasi sebagai ajang menyadari kesalahan tersebut, sehingga dengan evaluasi inilah muncul kesadaran untuk memperbaikinya, dengan jalan memperbanyak istigfhfar terlebih dahulu. Manusia dalam mengikuti proses hidup ini adalah dalam rangka menjadi (BECOMING), menjadi lebih mendekati ciri-ciri dari manusia.”

Akhirnya sampailah dibagian akhir dari tulisan itu.

“Sebagai penutup tulisan ini, yang mungkin kurang dari standar minimal untuk disebut sebagai tulisan yang sederhana karena karya dari sang penulis yang masih sangat pemula ini, saya mengajak kita semua untuk sejenak merenungkan pertanyaan yang beberapa waktu yang lalu dikirimkan oleh salah satu kaum “revolusi sunyi” lewat via sms yang mengatakan bahwa; “sudahkah kita memiliki kemampuan untuk merasakan satu kesalahan kecil yang telah diperbuat?”
Selamat tahun baru hijriah…”

Itu dulu.

tentang hari ini


Pagi-pagi sekali, sudah disibukkan dengan pekerjaan semalam yang belum beres. Print out naskah, tanda tangan bahkan sampai penjilidan. Proposal pengajuan dana rehabilitasi secretariat HMI cabang mataram, seharusnya hari ini sudah rampung, karena hari ini juga rencananya akan dibawa ke Jakarta.
Entahlah, semalam sampai hampir jam dua dikerjakan.  Naskah proposal yang sudah di print out itu, masih ada beberapa bagian yang masih kurang dan perlu dikoreksi.
Aku dan tiga orang lainnya menghadap ke rumah salah satu orang senior. Dengan membawa kelengkapan proposal yang sudah jadi. Rasanya tidak ada lagi yang harus diperbaiki, tinggal dibubuhi tanda tangan ketua yayasan dan mengetahui KAHMI. apes, kenyataannya jauh diluar perkiraan. Proposal yang dibawa, masih banyak sekali kekurangannya. Lampiran photo copy rekening yayasan dan NPWP yang masih kurang jelas, profil yayasan masih banyak kekurangannya. Dan banyak sekali hal yang lainnya, sedang proposal seharusnya semalam sudah jadi.
“kita ini tidak serius berorganisasi, dari kemarin-kemarin seharusnya dikerjakan. Terus terang saya gak suka kalau sperti ini”. Bang ifin kedengarannya geram dengan keadaan itu. aku dan agi hanya bisa manggut-manggut terdiam. Sedangkan bang hamdan, malam itu segera mengambil tindakan meredam suasana.  Sepertinya, senior yang menyantap nangka, aku dan teman-teman kena getahnya.
Pagi-pagi sekali, bang hamdan sudah rapih. Mengajak keluar, aku atau agi yang harus ikut menghadap ke bang Ros (kepala bappeda NTB). Terdengar olehku perkataan bang hamdan dari dalam kamar, “ayo cepetan Gik, nanti kita sarapan disana aja, takut keburu beliau sudah keluar”. Heh, kepalaku masih pusing-pusing, rasanya mau nambah jam tidur lantaran semalam itu begadang hingga larut malam. Masih sadar dengan “anjuran tidak baik tidur diwaktu pagi”. Meski subuh-subuh tadi, kang Oni marah-marah bangunin. Masa?? Tanyaku sama agi yang sempat cerita setelah beberapa saat sekembalinya dirumah. Maklum sajalah, masih mengantuk.
Sembari duduk menyandarkan tubuh menghadap kearah timur. Mentari begitu gagahnya mengangkangi pagi. Apa tidak malu pagi-pagi masih terpaku didekat bantal guling? Sedang mentari menyaksikannya?. Ah, aku harus bereskan tempat tidur, bisikku dalam hati.
Apalagi yah/??/??/??/??/??/……..

tentang menulis

 Kumulai saja menulis. Karena kalau masih terpaku “mau nulis apa?” , lalu kapan menulisnya?. Seorang penulis sukses, manalah mungkin dikatakan penulis kalau tidak menulis. Aku yakin hal itu. Coba saja.
Aku sendiri sebenarnya memang tidak tahu mau nulis tentang apa. Makanya menulis saja mengalir. Nanti kalau ada pelajaran yang menarik, akan ku tulis juga. Seingatku lagi, seorang teman pernah menulis tentang menulisnya, akhirnya berbuah satu tulisan. Aku tidak berharap demikian, hanya saja aku butuh peta. Aku mencari ide yang sempat hilang dan tidak ketemu. Pas ketemu, eh lupa petanya dimana ditaruh. Tidak pernah ditulis sih. Akhirnya, ya muter-muter ditempat.
Sejenak. Menarik nafas panjang. Regangkan jari, sembari merem-melek puter-puter kepala. Hus, Aku masih berkutat ditempat. Menulis tentang menulis. Menulis itu-itu saja.
Pikiran buntu. Ibarat mencari harta karun, tapi tak tahu petanya dimana. Petanya sudah ada, entahlah, beberapa saat yang lalu, lupa ditaruh dimana. Aku memang lupa menulisnya. Andai saja aku menulisnya tadi, pastilah sekarang aku bisa membacanya. Mencari ide, sukar tanpa peta. Menemukan ide, eh sukar jalan keluarnya. Masalah lagi tidak tahu jalan keluarnya karena gak ada peta. Betul-betul menyesal tidak menulisnya tadi.
Teringat cerita seorang tokoh dunia yang pernah menulis sebelum tidur, masalah hidup beserta solusinya bila terjadi esok harinya. Esok paginya, ia seakan tidak percaya kalau itu tulisannya, dan solusi itu hasil pikirannya sendiri beberapa waktu yang lalu sebelum tidur. Aduh, aku benar-benar rugi tidak menulis ide yang tadi kalau mengingat cerita ini.
Nah, aku lanjut menulis. Tapi mau menulis apalagi yah…

sajak tercoret



05 februari 2011
Bermula..
Kucoret-coret kertas
Menulis, menulis lalu kucoret
Yang tercoret, tercoret lagi

Entahlah..
Bisa saja, hasrat ini begitu saja
Sekali menulis, tercoret
Tercoret, tercoret dan terus kucoret
Pikiran ini seakan kusut sekusut benang kusut
Sukar terurai,
Terjebak,
dimana pangkal dan ujungnya,
 yang harus kucoret perkara dinegeri ini

Cinta dan keadilan di negeri ini terjual tak berharga
Kehormatan sebagai bangsa
Perjuangan atas nama bangsa
Tergadaikan
Kebaikan bagi mereka, itu tidak penting lagi
Yang penting, kepentingannya tunai

Kucoret dan kucoret lagi, sajakku
Tentang kemuliaan
Pun malah tercoret-coret
Ceritanya lagi,
Asa luhur para tetua negeri ini, terpasung!
Menyaksikan anak-anak negeri
Dari balik liang yang sepi
Terobsesi mimpi jadi gayus yang doyan korupsi

Mau jadi apa lagi, bangsa dinegeri ini?

Kucoret dan kucoret lagi-lagi
Tidak ada jaminan kemakmuran, dinegeri ini
Dikala bencana melanda seantero jagat negeri
Rakyat menangis meringis,
berharap cinta dan perhatian
sekedar terhibur melepas gelisah
mana mungkin?
Dengarkan saja,
Pidato presiden, malah
Curhat tentang gajinya
Itu, sudah mungkin kawan

Kucoret dan kucoret lagi-lagi dan lagi
Harapan itu tercoret-coret
Tercoret karena tercoret

Kawan,
Kutulis sajak putus asa ini
Karena itu kesempatan yang ada,
Dan, inipun harus kucoret pula

sebuah senyuman


Sebuah pepatah popular inggris mengatakan, “Mana mungkin aku membencinya padahal dia tersenyum padaku”. Demikianlah senyuman. Wajah tampak berseri-seri bila tersenyum. Karena tersenyum akan membuat siapa saja merasa senang mendapatinya. Hampir jarang ditemukan orang yang tidak senang melihat senyuman, kecuali bila orang tersebut tidak pernah tahu kalau tersenyum saja merupakan ibadah.
Pada tempo hari, saya pernah bertemu dan berpapasan dengan seorang ibu setengah baya di sebuah jalan dekat tempat tinggal sementara. Si ibu itu adalah seorang pedagang bakulan keliling yang menjual berbagai macam kebutuhan dapur rumah tangga, anggap saja demikian. Sepintas lalu, saya mendapatkan seorang ibu itu menyunggingkan sebuah senyuman. Entah, apakah karena harapannya agar dibeli atau tidak. Terlepas dari itu, yang menarik diceritakan disini adalah bahwa saya merasakan ketulusan senyuman seorang ibu itu sepanjang jalanan yang saya lalui, bahkan hingga kini masih berkesan. Senyumannya berkesan sekali walaupun saya tidak sampai membeli dagangan yang dibawanya. Pertemuan itu singkat tapi sangat berkesan dengan sebuah senyuman.
Senyuman, bisa saja menjadi penyakit bagi orang yang memberikan senyuman itu. Seperti dalam sebuah jejaring social facebook, seorang teman menulis disatusnya, menceritakan dirinya yang pernah tersenyum pada seseorang yang menurutnya special. Akan tetapi, dia hanya mengeluh sakit hati dengan bercaci-maki betapa senyumannya tidak dianggap oleh orang yang ia berikan senyuman. Kelihatannya, senyuman baginya harus dibalas sesuai dengan harapannya. Mengaharapkan pamrih dari orang yang disenyumkannya. Yah, jangan dipaksakanlah.
Ada pengalaman menarik juga ketika SMA dulu. Saya pernah jalan beriringan dengan beberapa kakak kelas menuju kantin saat jam istirahat sekolah. Dengan tidak ada kesengajaan, saya menginjak tumit sepatu salah satu dari mereka. Merasa bersalah, saya pun menyunggingkan sebuah senyuman kepadanya sembari meminta maaf karena tidak disengaja. Tapi malahan dia membentak-bentak saya, “eh kamu ini, cengengesan lagi”. Saya diangap demikian padahal saya hanya berusaha untuk memberikan senyuman setulus-tulusnya. Terbawa sampai dirumah, merasa geli dengan kejadian itu. Ada saja orang yang tertutup menerima sebuah senyuman. Tapi tidak ada rasa dendam kepada mereka, keyakinan saya pada waktu itu barangkali karena gengsi sebagai senior disekolah yang membuatnya tertutup untuk merasakan sebuah senyuman dari seorang junior.
“mana mungkin aku membencinya, padahal dia tersenyum padaku”. Barangkali ada benarnya. Ketika ada orang yang sakit hati karena senyumannya tidak diperhatikan, lalu mencaci-maki orangnya. Tapi bukanlah berarti yang diberikan senyuman itu membenci dirinya. Lantas perlu dipertegas lagi, kalau tersenyum jangan pilih-pilih orang.
Hal lain, ketika saya pernah tersenyum malah dibentak-bentak oleh senior pada waktu SMA dulu lantaran dengan tidak ada kesengajaan menginjak tumit sepatunya. Saya yakin, senior saya itu masih merasa gengsi sekedar tersenyum sama adik juniornya disekolah, atau istilah lainnya, khawatir kehilangan marwahnya sebagai seorang senior. Apalagi senyuman saya waktu itu termanis dari yang termanis, maklum takut juga sama senior. Andai saja waktu itu, senior saya tersenyum. Tidakkah hari ini, saya akan menceritakan betapa senyumannya?. Karena mana mungkin aku membencinya, padahal dia tersenyum padaku. (bukan berarti saya mendendam, tapi sampai sekarang, diam-diam saya masih membenci dirinya).

sebuah percakapan FB


30 okober 2011
Ooh jd ceritanya ngenalin nih ma mertua
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
hahahahaha
yah begitulah
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Selamet
Ntar aku datang dah kalo nikah
Janji
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
13:15
hmmmm....
okelah...
saya tunggu...
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Pasti
Kapan nih kira2
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
hehehe...
mesti nunggu selesekan kulyah dl...
dia masih semester V
terlalu dini juga gak enak sama ortu
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Jiiiiiaaahhh
Msh lama
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
hehehe
buru-buru juga kan gak baik??
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Emang sih
Yah sudah sabar yah
Hehe...
Tak akan lari gunung di kejar
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
hehehe
semoga saja...
semoga sejati..
hmmm
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Amiiiiin
Aku doakan
Mudah2an jodoh
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
amiiinnn
makasih banyak...
hehehe
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Pokonya jgn lupa ngundang yah
Tahun dpn punya rencana k lombok nih
Ma suami
Second honeymoon
Hehe..jd gaide yah
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
hehehe
siiippp
insya Allah
jangan lupa kabarin
ta siap membuka pintu
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Alhamdulillah
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
semoga saja bisa betah dilombok
hehehe
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Jgn lah kalo betah mah
Ntar ga mau pulang
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
hehehehe
bukan gitu
ntar jg banyak yang dari bandung kerabat saya disini
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Hehe...iya sih
Pasti betahlah
Seminggu mah
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
wah...
berdua saja?
gk bawa anak2?
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Second honeymoon yah berdua dong
Masa bawa anak2
Anak2 waktunya laen
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
ahaiyyyy
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Hehe...
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
romantis juga yah...
hehehe
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Mencoba mempertahan apa yg ada kez
17 thn perkawinan
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
hmmmm
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Sulit
Banyak godaan
Terutama dr pihakku
Lg mencoba unt selalu berdua
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
17 thn, bkn umur yang pendek...
selamat yah...
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Betul
Sayang kalo hancur
Blh ksh saran
Jgn pernah hancurkan kepercayaan perempuan kez
Krn akan sulit unt berjalan mulus lg
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
sepertinya sejalan dengan pikiran saya..
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Alhamdulillah
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
kalo sy mah bnyk belajar dri bunda dirumah...
hehehehe
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Oh yah
Sy jg sebetulnya sama belajar dr mamaku
Yg kesabarannya luar biasa
Di sakiti sebegitu rupa tetap bertahan
Kamu ingetkan cerita novelku
Itu adalah kisahku dan mamaku
Aku si anak dan mama org yg setia bertahan
Sampai meninggalnya
Kamu liat kez foto2ku
Ga pernah lepas dr senyum
Krn itu adalah usahaku unt selalu tersenyum
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
hehehe
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Knp kez
Suprise yah
Hehe...it is me...
Wonder women
Kata2 temen2ku
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
hehehe
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Ga pernah istirahat
Laju terus dlm kehidupan
Dr td hehe..aja
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
hehehe,,,,
sy kadang slalu sok tahu thd orang
padahal baru masih "berondong"
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Knp
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
"sy masih ingat alasan istri cak anas urbaningrum
ketika ditanya "bgmana pendapatnya tntang naiknya jd ketua umu demokrat
yang secara otomatis jarang pulang dirumah
masih terkesan dengan jawabannya...
"bukan alasan untuk mempermasalahkannya
katanya
karena niat saya ibadah, jadi saya tidak mau ibadah saya terganggu hanya gara-gara hal itu
hehehe
itu aja yang saya yakini ampe sekarang
berkoar-koar k teman-teman
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273890_1674533719_599408087_q.jpg
Good
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/273627_1682469097_439506364_q.jpg
17 thn,,,lumayan lama...
selamat melanjutkan perjuangan bunda..